AKULAH SANG HUJAN
akulah rintik air yang menetes dimendung langit
membawa bau yang menyegrkan paru-paru
akan kubuat nyaman di hembusan angin
yang lembut membawa sajak kalbu
mengingatkan masa lalu yang hilang
SAJAK TERAKHIR
masih tentangmu
sang inspirasi nyata
entah berapa cinta tertulis
dan sajak terangkai
mungkin takkan bosan
tapi aku harus berhenti
tintaku hampir habis ini aksara penutup
meski lautku tak jua surut
biarlah kurendam sendiri
karena usai ini
kertasku tak lagi berisi tentangmu
PUISI
pelangiku ialah engkau
indahnya hilang bersama awan
bintang jua dirimu
kemerlap jauh di atas sana
tintaku memang habis
tapi kau adalah aksara
terus melayang dalam fikiran
karena puisi ialah engaku